Dinamika Atmosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti permukaan bumi dengan ketebalan mencapai 1.000 km di atas permukaan laut. Atmosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu 'atmos' yang artinya 'uap air' dan 'sphaira' yang artinya 'bola atau lingkaran'. Jadi atmosfer dapat diartikan sebagai lapisan udara yang melingkari bumi.

Atmosfer memiliki ketebalan mencapai 1.000 km, di mana komposisinya terdiri atas nitrogen (78,08%), argon (0,95%), karbon dioksida (0,034%), dan sisanya adalah neon, helium, ozon, hidrogen, krypton, metana, dan xenon.

Atmosfer memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Transparan terhadap beberapa bentuk radiasi
2. Elastis dan dinamis sehingga dapat mengembang dan mengerut.
3. Tidak berwarna, tak berbau, dan tidak dapat dirasakan.
4. Memiliki berat sehingga dapat menimbulkan tekanan.

Atmosfer berfungsi untuk mengatur proses penerimaan panas matahari dengan cara menyerap dan memantulkan panas yang dipancarkan oleh matahari.

Sekitar 34% panas matahari dipantulkan kembali ke angkasa oleh atmosfer, awan dan permukaan bumi, 19% diserap oleh atmosfer dan awan, serta sekitar 47% mencapai permukaan bumi.

LAPISAN ATMOSFER
Secara vertikal, atmosfer Bumi dapat dibedakan kedalam beberapa lapisan. Pembagian ini didasarkan pada keadaan temperatur pada tempat atau ketinggian tertentu. Setiap lapisan atmosfer memiliki karakteristik tersendiri dan fungsi yang berbeda-beda.

1. Troposfer

Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, yaitu pada ketinggian 0-18 km di atas permukaan laut. Tebal lapisan troposfer rata-rata 10 km.

Di daerah katulistiwa, ketinggian lapisan troposfer sekitar 16 km dengan temperatur rata-rata 80°C.

Di daerah lintang sedang, ketinggian lapisan troposfer sekitar 11 km dengan temperatur rata-rata 54°C, sedangkan di daerah kutub, ketinggiannya sekitar 8 km dengan temperatur rata-rata 46°C.

Lapisan troposfer ini berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan makhluk hidup di muka bumi.

Alasannya pada lapisan ini selain terjadi peristiwa-peristiwa, seperti cuaca dan iklim, juga terdapat kira-kira 80% dari seluruh massa gas yang terkandung dalam atmosfer terdapat pada lapisan ini.

2. Stratosfer

Lapisan kedua dari atmosfer adalah stratosfer. Stratosfer terletak pada ketinggian 18-49 km dari permukaan bumi.

Lapisan ini ditandai dengan adanya proses inversi suhu, artinya suhu udara bertambah tinggi seiring dengan kenaikan ketinggian.

Kenaikan suhu udara berdasarkan ketinggian mulai terhenti, yaitu pada puncak lapisan stratosfer yang disebut stratopause dengan suhu sekitar 0°C.

Stratopause adalah lapisan batas antara stratosfer dan mesosfer. Lapisan ini terletak pada ketinggian sekitar 50-60 km dari permukaan bumi.

3. Mesosfer

Lapisan ketiga penyusun atmosfer adalah lapisan mesosfer. Lapisan ini terdapat pada ketinggian antara 49 sampai 85 km di atas permukaan bumi.

Lapisan ini merupakan lapisan pelindung bumi dari jatuhan meteor atau benda-benda angkasa luar lainnya.

Lapisan mesosfer ditandai dengan penurunan suhu (temperatur) udara, rata-rata 0,4°C per seratus meter. Penurunan suhu (temperatur) udara ini disebabkan mesosfer memiliki keseimbangan radioaktif negatif.

Temperatur terendah di mesosfer kurang dari -18°C.

Bahkan di puncak mesosfer yang disebut mesopause,yaitu lapisan batas antara mesosfer dan lapisan termosfer temperaturnya diperkirakan mencapai sekitar -100°C.

4. Termosfer

Termosfer terletak pada ketinggian 82-800 km dari permukaan Bumi. Lapisan ini disebut juga lapisan ionosfer.

Alasannya karena pada lapisan ini merupakan tempat terjadinya ionisasi partikel-partikel yang dapat memberikan efek pada perambatan /refleksi gelombang radio, baik gelombang panjang maupun gelombang pendek.

5. Eksosfer

Lapisan eksosfer terletak pada ketinggian antara 800-1.000 km dari permukaan Bumi. Pada lapisan ini merupakan tempat terjadinya pergerakan atom-atom secara tidak beraturan.

Lapisan ini merupakan lapisan paling panas dan molekul udara dapat meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi.

Lapisan eksosfer sering disebut juga dengan ruang antarplanet dan ruang geostasioner. Lapisan ini sangat berbahaya karena merupakan tempat terjadi kehancuran meteor dari angkasa luar.

Unsur-unsur Cuaca dan Iklim

Pembicaraan mengenai suhu udara, angin, kelembaban udara, awan, dan hujan merupakan pembicaraan tentang cuaca. Sebagaimana telah dibahas diatas dikatakan bahwa cuaca merupakan keadaan udara pada suatu saat dan suatu tempat tertentu. Hal ini dapat dilihat bahwa antara pagi dan siang kondisi udara sudah berbeda yang berarti waktunya pendek dan juga pada waktu yang sama pada daerah yang relatif dekat, tetapi keadaan udaranya berbeda. Ini berarti bahwa cuaca meliputi wilayah yang sempit. Keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dan dalam waktu yang lama (30 tahun) disebut dengan iklim.

Unsur-unsur cuaca atau dan unsur-unsur iklim itu sama yaitu:

1. Temperatur Udara
Temperatur udara ialah derajad panas dan dingin udara. Temperatur udara di berbagai tempat tidak sama. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya temperatur udara suatu daerah adalah:
a) Sudut datang sinar
Semakin tegak sudut datang sinar matahari maka energi panas yang diterima
semakin besar.
b) Cerah tidaknya cuaca
Semakin cerah, energi yang sampai ke permukaan bumi semakin banyak.
c) Lama penyinaran matahari
Daerah yang lebih lama menerima radiasi maka daerah tersebut akan semakin
panas.
d) Letak lintang
Makin dekat dengan equator suhu udara semakin panas.
e) Ketinggian tempat
Semakin mendekati daerah pantai maka suhu akan semakin panas (suhu di daerah pegunungan semakin dingin).


(Sumber : Modul Pembelajaran Geografi Kelas XII, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 2020)

Komentar