1. Konsep Transportasi
a. Pengertian Jaringan Transportasi
Istilah Transportasi berasal dari bahasa latin, yaitu transportare, terdiri atas kata trans yang berarti seberang atau sebelah lain dan kata portare yang berarti mengangkut atau membawa. Jaringan transportasi adalah serangkaian simpul dan ruang kegiatan atau kawasan yang dihubungkan oleh ruang lalu lintas sehingga membentuk satu kesatuan untuk keperluan penyelenggaraan lalu lintas.
Beberapa pengertian transportasi yaitu sebagai berikut:
1) Papacostas (1987) mengatakan bahwa transportasi adalah suatu sistem yang terdiri dari fasilitas tertentu berdasarkan arus dan sistem kontrol yang memungkinkan orang atau barang dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain secara efisien dalam setiap waktu untuk mendukung aktivitas manusia.
2) Morlok (1978) mendefinisikan transportasi sebagai “suatu tindakan, proses, atau hal yang sedang dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya.”
3) Warpani (2002) mengatakan bahwa transportasi atau perangkutan adalah kegiatan perpindahan orang dan barang dari satu tempat (asal) ke tempat lain (tujuan) dengan menggunakan sarana (kendaraan).
Jaringan transportasi adalah suatu sistem untuk memindahkan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain, yang terdiri dari beberapa komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain.
Beberapa komponen dalam sistem transportasi antara lain:
1) Benda yang digerakkan (manusia dan barang)
Sistem transportasi adalah suatu produk sistem perjalanan dari tempat asal ke tempat tujuan. Manusia dan barang menjadi objek pengangkutan yang diangkut menggunakan sarana transportasi.
2) Sarana transportasi
Sarana transportasi adalah alat perhubungan bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup masyarakat diaplikasikan dalam berbagai kegiatan, misalnya kegiatan perdagangan, perindustrian, pertanian, dan sebagainya.
3) Prasarana transportasi
Prasarana transportasi merupakan segala sesuatu yang menjadi penunjang utama terselenggaranya suatu proses pemindahan benda. Prasarana transportasi diantaranya terdiri dari jalan, terminal, dan sebagainya.
b. Pengelompokan Jalan Menurut Sistem, Fungsi dan Status
1) Pengelompokan Jalan Menurut Sistem
Sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder.
a) Sistem jaringan jalam primer
Sistem jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan barang dan jasa untuk mengembangkan semua wilayah di tingkat nasional.
b) Sistem jaringan jalan sekunder
Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di kawasan perkotaan.
2) Pengelompokan Jalan Menurut Fungsi
Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan menjadi empat, yaitu :
a) Jalan arteri
Jalan arteri merupakan jalan umum yang melayani angkutan umum dengan ciri perjalanan jarak jauh.
b) Jalan kolektor
Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpulan atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang.
c) Jalan lokal
Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat.
d) Jalan lingkungan
Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat.
3) Pengelompokan Jalan Menurut Status
Status jalan adalah pengelompokan jalan berdasarkan administrasi pemerintahan Tujuan pengelompokan ialah agar jalan memiliki kepastian hukum dan di bawah wewenang yang jelas. Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam:
1) Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya. Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain dan ‘’mudah’’ atau ‘’susahnya’’ lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi (Black dalam Tamin, 2000:32).
2) Bangkitan dan pergerakan
Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona.
2. Perencanaan Transportasi
a. Konsep Perencanaan Transportasi
Perencanaan transportasi adalah suatu perencanaan kebutuhan prasarana transportasi seperti jalan, terminal, pelabuhan, pengaturan serta sarana untuk mendukung sistem transportasi yang efisien, aman dan lancar serta berwawasan lingkungan. Secara umum perencanaan transportasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk merencanakan dan memprediksi kebutuhan tansportasi di masa yang akan datang. Data yang dibutuhkan dalam perencanaan transportasi meliputi data kependudukan (demografi), penggunaan lahan, kondisi ekonomi dan data kebutuhan perjalanan (demand travel). Menurut Tamin (2000), model perencanaan ini merupakan gabungan dari beberapa seri submodel yang masing-masing harus dilakukan secara terpisah dan berurutan. Adapun keempat dari submodel tersebut yaitu sebagai berikut :
a) Pemodelan bangkitan dan tarikan pergerakan (Trip Generation and Trip Atraction)
Tahap bangkitan dan tarikan pergerakan bertujuan memperkirakan jumlah pergerakan yang akan dilakukan pada setiap tempat asal (i) ke tempat tujuan (j) misalnya anak sekolah yang pergi ke sekolah. Data atau informasi yang digunakan daalm penentuan bangkitan dan tarikan pergerakan, yaitu penggunaan lahan, penduduk, dan kondisi sosial ekonomi.
b) Pemodelan sebaran/distribusi pergerakan (Trip Distribution)
Tahap distribusi pergerakan merupakan interaksi antar penggunaan lahan, antar transportasi, dan arus lalu lintas. Di dalam pemodelan distribusi pergerakan dikenal istilah interaksi spasial. Interaksi spasial dalam geografi adalah arus manusia, barang, uang, atau informasi. Interaksi ini dikarenakan adanya perbedaan potensi wilayah. Misalnya indramayu merupakan salah satu wlayah penghasilan beras sedangkan Jakarta tidak. Maka dari itu terjadi distribusi pergerakan dari Indramayu ke Jakarta.
c) Pemodelan pemilihan moda (Model Split)
Pemilihan moda merupakan bagian terpenting dalam perencanaan transportasi karena dilakukannya pemilihan jenis angkutan umum. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda, antara lain sebagai berikut.
- Kepemilikan kendaraan pribadi, semakin tinggi pemilikan kendaraan pribadi akan semakin kecil pula ketergantungan pada angkutan umum.
- Struktur rumah tangga, hal ini berdasarkan kondisi rumahtangga seperti umur keluarga da jumlah anggota keluarga, dimana semakin banyak umur dan jumlah anggota keluarga semakin tinggi peluang untuk mempunyai kendaraan pribadi.
- Pendapatan, semakin tingi pendapatan akan semakin besar peluang menggunakan kendaraan pribadi.
- Tujuan pergerakan, misalnya orang akan menggunakan kendaraan pribadi karena ketepatan waktu, kenyamanan, yang tidak dapat dipenuhi oleh angkutan umum.
- Waktu terjadinya pergerakan, pada malam hari orang akan menggunakan kendaraan pribadi karena tidak adanya angkutan umum.
- Jarak perjalanan, semakin jauh jaraknya cenderung menggunakan angkutan umum
d) Model pemilihan rute perjalanan (Trafic Assigment)
Dalam proses pemodelan pemilihan rute, data yang digunakan antara lain permintaan angkutan dan jaringan jalan. Faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan rute pergerakan, yaitu waktu tempuh, jarak, biaya (bahan bakar dan lainnya), kemacetan dan antrian, jenis jalan raya (jalan tol, arteri), pemandangan kawasan tertib lalulintas dan marka jalan, serta kebiasan.
b. Tujuan Perencanaan Transportasi
Perencanaan transportasi ditujukan untuk mengatasi masalah transportasi yang sedang terjadi atau kemungkinan terjadi di masa mendatang. Tujuan perencanaan transportasi adalah untuk mencari penyelesaian masalah transportasi dengan cara yang paling tepat dengan menggunakan sumber daya yang ada.
Kemacetan lalu lintas adalah situasi atau keadaan tersendatnya lalu lintas yang ditandai dengan menurunnya kecepatan perjalanan dari kecepatan yang seharusnya atau bahkan terhentinya lalu lintas. Kemacetan merupakan permasalahan yang umum terjadi dan banyak terjadi di kota- kota besar yang pada gilirannya mengakibatkan kota menjadi tidak efisien dan bisa mengakibatkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit.
c. Hal-Hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam Perencanaan Transportasi
Merencanakan perangkutan pada dasarnya adalah memperkirakan kebutuhan angkutan di masa depan yang harus dikaitkan dengan masalah ekonomi, sosial, dan lingkungan. Berikut ini beberapa hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan transportasi:
1) Sarana yang telah ada didayagunakan secara optimum.
2) Sarana harus direncanakan untuk memenuhi kebutuhan lalu-lintas yang sudah ada maupun yang akan ada.
3) Perangkutan harus memberikan keuntungan maksimum kepada masyarakat dengan meminimumkan penggunaan waktu dan biaya.
4) Pada saat yang sama harus diperhitungkan pula peningkatan tuntutan akan perkembangan kota atau tata tata guna lahan serta perluasan wilayah perkotaan
d. Tahapan Proses Perencanaan
Tahapan proses perencanaan perangkutan, diantaranya meliputi:
1) Pendataan kondisi yang ada, meliputi tata guna lahan, kependudukan, pemilikan kendaraan, lalu-lintas orang da kendaraan, sarana angkut, kegiatan ekonomi, sumber keuangan, dan bangkitan lalu-lintas.
2) Kebijaksanaan pemerintah untuk masa yang akan datang, meliputi pengawasan dan kebijaksanaan pemerintah atas perkembangan pertanahan, serta ciri khas jaringan perhubungan yang akan datang.
3) Perkiraan perkembangan wilayah kota, meliputi perkiraan jumlah kependudukan, kegiatan ekonomi, pemilihan kendaraan, tata guna lahan, dan jaringan perhubungan di masa yang akan datang.
4) Perkiraan lalu-lintas di masa yang akan datang, meliputi bangkitan lalu- lintas di masa depan, pilihan moda angkutan atau ragam kendaraan, perpindahan antarzona, pembebanan dari pergerakan antarzona ke dalam jaringan perangkutan, dan evaluasi.
3. Penginderaan Jauh untuk Kajian Transportasi
Peran penginderaan jauh dalam kajian transportasi yaitu untuk penyediaan data penggunaan lahan, pengumpulan data sosial ekonomi, dan inventarisasi jaringan transportasi.
a. Penyediaan data penggunaan lahan
Data penggunaan lahan dapat menentukan harga lahan yang sangat penting dalam perencanaan dan pengembangan kawasan perdagangan, permukiman, industri, dan jasa.
b. Pengumpulan data sosial ekonomi dan jumlah pendudukInformasi mengenai jumlah penduduk pada suatu wilayah merupakan parameter penting dalam perencanaan transportasi.
c. Inventarisasi jaringan transportasi (kondisi jalan)
Citra penginderaan jauh resolusi tinggi dapat menampilkan data jaringan jalan, sungai, rel kereta api dengan sangat jelas. Bahkan fungsi jalan dapat dibedakan dari citra seperti jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal. Selain jaringan jalan, pada citra juga dapat ditampilkan persimpangan jalan, tempat parkir, terminal, bandar udara, dan stasiun kereta api. Informasi yang detail dan akurat tentang jaringan jalan merupakan dasar untuk manajemen dan perencanaan transportasi. Citra satelit penginderaan jauh dapat menyediakan sumber informasi spasial jaringan jalan seperti lokasi, panjang jalan, lebar jalan, kualitas jalan (jalan beraspal, jalan paving blok, jalan tanah). Informasi tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki data sistem transportasi yang sudah ada.
C. RangkumanBerdasarkan uraian materi maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Transportasi merupakan kegiatan memindahkan orang atau barang dari satu tempat (asal) ke tempat lain (tujuan).
2. Sistem jaraingan jalan dibedakan menjadi dua yaitu sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringa jalan sekunder.
3. Berdasarkan fungsinya jalan dibedakan menjadi jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal dan jalan lingkungan.
4. Status jalan dibedakan menjadi jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota dan jalan desa.
5. Sistem jaringan transportasi terdiri dari benda yang diangkut, sarana transportasi dan prasarana transportasi
6. Parameter utama jaringan transportasi adalah aksesibilitas, bangkitan dan pergerakan.
D. Latihan Soal
Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas!
1. Jelaskan klasifikasi jalan menurut fungsinya!
2. Sebutkan faktor yang memperngaruhi kemacetan!
3. Apa yang dimaksud perencanaan transportasi?
4. Jelaskan perbedaan pemodelan bangkitan dan tarikan dengan pemodelan sebaran pergerakan!
5. Bagaimana peran penginderaan jauh untuk kajian transportasi?
(Sumber : Modul Pembelajaran Geografi Kelas XII, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 2020)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar