Pembentukan Kebudayaan Nasional dan Persebaran Budaya Indonesia
PEMBENTUKAN KEBUDAYAAN NASIONAL DAN PERSEBARAN BUDAYA INDONESIA
1. Pembentukan Kebudayaan Indonesia
Kesenian Reog Ponorogo
Sumber: https://www.gapuranews.com/puluhan-reog-ramaikan-grebek-suro-2017-ponorogo/
Kebudayaan atau kultur adalah keseluruhan pemikiran dan benda yang dibuat atau diciptakan oleh manusia dalam perkembangan sejarahnya. Ruth Benedict (1934) melihat kebudayaan sebagai pola pikir dan berbuat yang terlihat dalam kehidupan sekelompok manusia dan yang membedakannya dengan kelompok lain. Para ahli umumnya sepakat bahwa kebudayaan adalah perilaku dan penyesuaian diri manusia berdasarkan hal-hal yang dipelajari/learning behavior.
Kebudayaan juga dapat dipahami sebagai suatu sistem ide/gagasan yang dimiliki suatu masyarakat lewat proses belajar dan dijadikan acuan tingkah laku dalam kehidupan sosial bagi masyarakat tersebut (Koentjaraningrat, 1996). Sedangkan sistem budaya sendiri dapat dikatakan sebagai seperangkat pengetahuan yang meliputi pandangan hidup, keyakinan, nilai, norma, aturan, hukum yang diacu untuk menata, menilai, dan menginterpretasikan benda dan peristiwa dalam berbagai aspek kehidupannya. Nilai-nilai yang menjadi salah satu unsur sistem budaya, merupakan konsepsi abstrak yang dianggap baik dan amat bernilai dalam hidup, yang kemudian menjadi pedoman tertinggi bagi kelakuan dalam suatu masyarakat. Bertitik tolak dari pemahaman tersebut, konsep kebudayaan Indonesia dibangun oleh para pendahulu kita. Konsep kebudayaan Indonesia disini mengacu kepada nilai-nilai yang dipahami, dianut, dan dipedomani bersama oleh bangsa Indonesia. Nilai-nilai inilah yang kemudian dianggap sebagai nilai luhur, sebagai acuan pembangunan Indonesia. Nilainilai itu antara lain adalah taqwa, iman, kebenaran, tertib, setia kawan, harmoni, rukun, disiplin, harga diri, tenggang rasa, ramah tamah, ikhtiar, kompetitif, kebersamaan, dan kreatif.
Nilai-nilai itu ada dalam sistem budaya etnik yang ada di Indonesia. Nilai-nilai tersebut dianggap sebagai puncak-puncak kebudayaan daerah, sebagaimana sifat/ciri khas kebudayaan suatu bangsa Indonesia (Melalatoa, 1997: 102). Konsep kebudayaan Indonesia ini kemudian diikat dalam satu konsep persatuan dan kesatuan bangsa yaitu konsep Bhinneka Tunggal Ika.
Kebudayaan tidak bisa hanya dilihat dari sisi isi kebudayaan itu sendiri karena keberadaannya tidak terlepas dari banyak faktor lain sehingga kebudayaan itu ada, berlangsung, dan berkembang. Satu faktor penting yang berkaitan dengan kebudayaan adalah masyarakat, tidak akan ada satu kebudayaan tanpa masyarakat, demikian sebaliknya. Sebagai satu bentuk persekutuan hidup , masyarakat itu sendiri adalah konsep dengan dimensi yang luas; meski kita sering menggunakan konsep masyarakat Indonesia, namun dalam kenyataannya kita tidak bisa membayangkan semua orang Indonesia yang berjumlah ratusan juta orang, biasanya yang terbayang hanyalah sekelompok orang-orang Indonesia di sekitar kita saja, di suatu lokasi tertentu.
Seorang ahli sosiologi Indonesia, M. M. Djojodigoeno (1965), membedakan antara konsep masyarakat dalam arti luas dan masyarakat dalam arti sempit; dalam konsep itu, masyarakat Indonesia adalah masyarakat dalam arti luas, dan masyarakat disekeliling kita apakah itu desa atau kota tertentu, maupun masyarakat warga kelompok kekerabatan seperti marga, dadia, atau suku bangsa adalah masyarakat dalam arti sempit.
Satu bentuk keberadaan lain dari masyarakat dalam dimensi yang lebih luas yaitu dalam bentuk bangsa, sepertinya keanekaragaman kebudayaan itu lebih memungkinkan kebedaraannya dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas; bangsa Indonesia pantas disebut sebagai bangsa yang besar karena memang memiliki potensi untuk menjadi besar, tidak saja ditunjang oleh kewilayahan membentang luas, jumlah penduduk yang besar, namun juga sarat dengan keanekaragaman masyarakat dan kebudayaan yang berbeda satu dengan yang lain, mungkin hanya perbedaan ras saja yang tidak terlalu menyolok dari keanekaragaman di atas.
Secara teoritis sebenarnya sangat sulit untuk mempersatukan berbagai kepentingan yang berbeda dalam satu pedoman nilai yang dijadikan sebagai acuan bersama, masing-masing tinggal di daerah yang berbeda, mempunyai tradisi dan kebiasaan yang berbeda, kebudayaan berbeda, dengan bahasa yang berbeda. Dengan menempuh perjalanan sejarah yang panjang dan melelahkan bangsa Indonesia yang mulanya terdiri dari bangsa-bangsa yang kecil seolah-olah telah dirancang untuk selalu bersama dalam menempuh suka dan duka, sama-sama menanggung derita dibawah dominasi kekuasaan bangsa asing, dan sama-sama berjuang untuk membebaskan diri dari dominasi tersebut , membuat segenap warga yang hidup di sebaran kepulauan Indonesia merasa sebagai satu kesatuan; lahir, tumbuh, dan berkembangnya bangsa Indonesia adalah hasil kesejarahan, keadaan inilah yang menjadi salah satu potensi terbesar dimiliki dari keberadaan bangsa Indonesia.
2. Faktor Pembentuk Kebudayaan Nasional
Budaya nasional dapat diibaratkan pohon yang akar-akarnya terdiri atas berbagai budaya daerah. Budaya daerah merupakan kebiasaan dalam wilayah tertuntu yang di wariskan secara turun-temurun pada lingkup suatu daerah. Budaya daerah muncul saat penduduk di suatu daerah mempunyai pola pikir dan kehidupan sosial yang membedakannya dengan penduduk di daerah lain. Budaya nasional menjadi gabungan budaya daerah yang terus berkembang menjadi kebiasaan di Indonesia. Proses asimilasi dan akultrasi pada masyarakat mendorong perkembanggan budaya nasional.
Wujud kebudayaan masyarakat di Indonesia sangat beragam. Rumah adat, baju adat, dan alat musik tradisional merupakan wujud kebudayaan secara fisik. Kebudayaan juga dapat berwujud nonfisik seperti adat istiadat, kearifan lokal, dan ideologi. Setiap wujud kebudayaan di Indonesia memiliki filosofi dan nilai-nilai yang bermakna bagi kehidupan. Nilai-nilai kehidupan dalam kebudayaan masyarakat tersebut mencirikan identitas bangsa sebagai bagian dari khazanah budaya nasional bangsa Indonesia.
Budaya merupakan hasil interaksi antara manusia dan lingkungan. Sebagai hasil interaksi dengan lingkungan, budaya mewarnai kehidupan sosial masyarakat dan memiliki andil besar dalam memengaruhi karakter perilaku seseorang atau sekelompok orang.
Faktor penyebab keanekaragaman budaya dan suku bangsa di Indonesia sebagai berikut.
a. Keadaan dan letak geografis Indonesia
Keadaan dan letak geografis Indonesia turut memengaruhi budaya lokal sehingga menjadikan Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan suku bangsa. Budaya daerah dapat menjadikan cerminan penduduknya dalam beradaptasi terhadap keadaan geografis wilayah yang mereka tinggali, Cara beradaptasi tersebut beberapa di antaranya terlihat dari mata pencaharian, cara berpakaian, pola perumahan, dan nilai religi penduduk setempat.
b. Wilayah Kepulauan Indonesia
Penduduk yang mendiami suatu wilayah pulau di Indonesia dipisahkan oleh daratan dan lautan.Pemisah tersebut menyebabkan suku/sekelompok suku yang mendiami suatu wilayah mengembangkan budaya lokal untuk mempertahankan kehidupannya.Kondisi wilayah kepulauan Indonesia menyebabkan budaya lokal untuk mempertahankan kehidupannya.Kondisi wilayah Kepulauan Indonesia menyebabkan terjadinya isolasi geografis.Isolasi geografis menyebabkan penduduk yang menempatkan suatu pulau atau wilayah tertentu memiliki kebudayaa khas. Kenyataan tersebut menjadi salah satu penyebab budaya lokal yang berkembang di Indonesia sangat beragam.
c. Keterbukaan terhadap Dunia Luar
Indonesia terletak di jalur persimpangan dunia antara Benua Asia di sebelah selatan. Kondisi tersebut menyebabkan Indonesia memperoleh banyak pengaruh dari luar. Realitasnya Indonesia adalah negara yang terbuka terhadap pengaruh luar. Terbukti dari besarnya pengaruh dari budaya Arab, Tiongkok, Eropa, dan India. Daerah pesisir lebih cepat mengalami pembaruan budaya dari bangsa asing dari pada daerah pedalaman, contohnya kota Semarang. Kota Semarang sebagai kota pesisir memiliki memiliki budaya beragam yang dipengaruhi oleh budaya Jawa, Tiongkok, Arab, dan Kolonial. Bentuk-bentuk bangunan sepert candi, masjid, dan benteng merupakan bukti adanya pengaruh luar dalam membentuk keanekaragaman budaya.
Wihara Watugong Semarang
Sumber: https://www.murianews.com/2022/02/01/269468/vihara-buddhagaya-watugong-semarang-begini-sejarahnya
Kontak antar kebudayaan yang berlangsung sejak lama di Indonesia mendorong terjadinya akultrasi. Akultrasi menyebabkan perubahan kepada kebudayaan yang dipengaruhinya.
Ada unsur-unsur kebudayaan yang masih bertahan ada pula unsur kebudayaan yang mengalami penyesuaian.
d. Faktor sejarah
Sejarah mencatat nenek moyang bangsa Indonesia adalah para imigran yang datang secara bertahap ke Indonesia Bangsa pertama yang bermigrasi ke Indonesia adalah bangsa Melanesia/Papua Melanosoid yang disusul kedatangan Bangsa melayu. Kedatangan bangsa melayu dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama berasal dari daerah Yunan di Cina Selatan yang tergolong sebagai Bangsa Proto melayu (Melayu Tua ) dan Tahap kedua dilakukan Deutro Melayu (Melayu Muda).
Pada mulanya, Proto Melayu menempati pantai-pantai di Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat. Lama kelamaan kedudukan bangsa Proto Melayu terdesak oleh kedatangan bangsa Deutro Melayu sehingga bangsa Proto Melayu menyebar ke Indonesia bagian timur selanjutnya, bangsa Proto melayu menjadi nenek moyang suku Toraja, sasak, Dayak Nias, Batak, dan Kabu.
Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia membawa perubahan penting terhadap budaya penduduk asli, Nenek Moyang bangsa Indonesia akhirnya menetap dan mengenalkan kebudayaannya kepada penduduk asli, Reaksi yang diberikan penduduk asli pun beragam. Ada yang bersikap menolak ada juga yang bersikap menerima, jika kebudayaan yang dibawa oleh nenek moyang bangsa Indonesia ditolak penduduk asli, akan terjadi proses pembaruan budaya.
Setiap gelombang kedatangan nenek moyang asli Indonesia, menempati wilayah dan menurunkan suku yang berbeda. Oleh karena itu, suku-suku di Indonesia memiliki keragaman fisik dan budaya yang hampir dapat djbedakan dari satu suku dengan suku lain. Pada periode berikutnya, wilayah Indonesia di persilangan jalur perdagangan internasional menjadi tempat persinggahan para pedagang asing. Beberapa di antaranya berasal dari bangsa India, Arab, Belanda, dan Tiongkok.
3. Keragaman Budaya di Indonesia
Budaya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Seluruh aspek kehidupan manusia berkaitan dengan budaya. Seiring kemampuan manusia untuk belajar dalam kehidupannya, budaya turut mengalami perkembangan. Keanekaragaman budaya dapat dimaknai sebagai proses berkembangnya ragam kebudayaan sehingga menjadi bangsa dengan budaya yang majemuk.
a. Keragaman Suku Bangsa
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), suku bangsa adalah kelompok etnik dan budaya masyarakat yang terbentuk secara turun-temurun. Identitas dan atribut kesukuan suatu kelompok masyarakat akan diwariskan kepada generasi berikutnya. Identitas dan atribut kesukuan tersebut merupakan bagian dari keragaman sistem budaya masyarakat. Bardasarkan Badan Pusat Stalistik (BPS) pada sensus penduduk 2010. Indonesia mempunyai lebih dari 1.300 suku bangsa. Selain suku bangsa yang beragam, ukuran populasi setiap suku bangsa bervariasi.
Suku Jawa menjadi kelompak suku bangsa terbesar di Indonesia. Kelompok suku bangsa ini tersebar pada hampir seluruh wilayah Indonesia, populasinya paling besar sekira 95,2 juta jiwa. Jumlah tersebut kira-kira 40'% dari total populasi Indonesla. Suku bangsa terbesar berikutnya yaitu suku Sunda yang berjumlah kira-kira 36,7 juta jiwa. Selanjutnya, suku Batak sebesar 8,5 juta jiwa dan suku asal Sulawesi (kecuali suku Makassar, Bugis, Minahasa, dan Gorontalo) sebesar 7,6 juta jiwa. Sebaliknya, suku bangsa yang populasinya paling sedikit yaitu suku Nias (1.04 juta jiwa), suku Minahasa (1,24 juta jiwa), dan suku Gorontalo (1,25 juta jiwa).
Jumlah suku yang sangat beragam menyebabkan Badan Pusat Statistik menggunakan pendekatan kelompok suku bangsa. Dalam kenteks etnografi, suku bangsa dapat diidentifikasi berdasarkan pendekatan wilayah tempat tinggal suatu suku contohnya suku Batak yang secara historis berasal dan Sumatra.
b. Keragaman Bahasa
Bahasa apa yang Anda gunakan untuk komunikasi sehan-hari ? Bahasa sehari-hari merupakan bahasa yang biasa dipakai dalam komunikasi antar sesama anggota keluarga di rumah. Bahasa sehari-hari yang Anda gunakan terbentuk karena proses sosial. Penggunaan bahasa sehari-hari tidak selalu didasarkan pada garis keturunan seseorang. Bahasa daerah yang dimiliki Indonesia sangat beragam. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jenis bahasa daerah di Indonesia mencapai kira-kira 2,500 bahasa daerah. Jumlah tersebut hampir dua kali jumlah suku bangsa di Indonesia. Berdasarkan data publikasi Badan Pusat Statislk sebesar 79,5% dari seluruh populasi penduduk usia 5 tahun ke atas melakukan komunikasi sehari-hari menggunakan bahasa daerah. Rumpun bahasa yang digunakan oleh penduduk Indonesia berupa rumpun bahasa Austronesia. Seorang pakar linguistik, Gorys Keraf, membagi rumpun bahasa yang digunakan penduduk Indonesia dalam sub rumpun berikut.
1) Bahasa Austronesia yang digunakan penduduk di wilayah bagian barat Indonesia. Bahasa-bahasa daerah yang digunakan antara lain bahasa Minahasa, Aceh, Gayo, Batak, Minangkabau, Melayu, Melayu Tengah, Lampung. Nias, Mentawai, Jawa, Sunda, Madura, Dayak, Bali Sasak, Gorontalo, Toraja, Bugis-Makassar, Bima,dan Manggarai.
2) Bahasa Austronesia yang digunakan penduduk di wilayah bagian timur Indonesia. Sebagian besar penduduk di Papua menggunakan bahasa Melanesia. Selain itu, penduduk di daerah tersebut menggunakan bahasa dari sub rumpun Heonesia.
c. Keragaman Adat dan Kesenian
Keragaman suku bangsa di Indonesia menciptakan berbagal jenis adat dan kesenian. Wujud kebudayaan masyarakat Indonesia antara lain seni sastra, seni tari, seni musik, dan seni rupa. Keragaman budaya di Indonesia tidak dapat terlepas darl berbagai bentuk kesenian, Dalam bidang sastra, Indonesia mempunyai berbagal bahasa daerah sebagal alat komunikasi. Seni sastra juga mencakup cerita atau dongang rakyat. Anda pernah mendengar lagu “Ampar-Ampar Pisang”, bukan? Lagu “Ampar-Ampar Pisang” berasal dari Provinsi Kalimantan selatan. Realitasnya, lagu dengan bahas daerah Indonesi jumlahnya sangat banyak. Di daerah anda tentu juga terdapat lagu daerah. Lagu daerah menunjukkan salah satu bentuk kesenian. Lagu berkaitan dengan permainan musik. Beberapa alat musik dearah sering dimainkan oleh musisi dalam pergelaran kesenian. Ada pula alat musik daerah yang telah mendunia seperti angklung yang terbuat dari bambu, dan sasando.
Alat Musik Sasando dari Rote Nusa Tenggara Timur4. Persebaran Budaya di Indonesia
Keragaman budaya merupakan sesuatu yang tidak dapat lepas dari Indonesia. Keberagaman budaya tersebut secara historis telah berlangsung sejak lama. Pada abad pertengahan, kapal-kapal Portugis berlabuh di Banten, peristiwa tersebut menyebabkan terbukanya hubungan masyakat yang tinggal di wilayah Indonesia dengan dunia internasional. Interaksi antarbudaya tersebut membangun elastisitas bangsa Indonesia terhadap perbedaan. Masyarakat Indonesia mampu mengembangkan budaya lokal di tengah singgungan antarbudaya tersebut. Keragaman budaya Indonesia bukan hanya dari kelompok suku bangsa, melainkan dari sisi kebudayaan daerah bersifat kewilayahan. Tingkat heterogenitas budaya pada masyarakat Indonesia sangat tinggi.
Peta sebaran suku bangsa di Indonesia
a. Region Budaya Batak
Sebagian besar region budaya Batak meliputi wilayah Provinsi Sumatra Utara dan sekitarnya. Perkembangan budaya Batak pada kehidupan masyarakatnya dipengaruhi penyebaran agama Islam, Kristen dan Katolik. Sistem kepercayaan yang berkembang di wilayah ini juga masih ada yang bersifat animisme dan dinamisme. Region budaya batak terdapat subsuku bangsa yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Alas, Batas Pakpak, Batak Simalungun, Batak Mandaling, dan Angkola. Beragamnya sub suku bangsa Batak menyebabkan perbedaan dialek bahasa daerah yang digunakan oleh penduduk.
b. Region Budaya Minangkabau
Masyarakat Minang termasuk keturunan Deutro Melayu yang melakukan migrasi kira-kira 2.000-2.500 tahun yang lalu. Kelompok masyarakat ini masuk dari arah timur Pulau Sumatera. Region budaya Minangkabau berada di wilayah Sumatera Barat, sebagian wilayah Riau, Bengkulu bagian utara, Jambi bagian barat, pantai barat Sumatera Utara, dan Aceh bagian barat daya.
c. Region Budaya Sunda
Kebudayaan Sunda berkembang di Pulau Jawa tepatnya di Provinsi Jawa Barat dan sekitarnya. Oleh karena itu, Provinsi Jawa Barat sering dijuluki sebagai tanah Pasundan. Pengaruh agama Islam di daerah ini sangat besar. Sistem kekerabatan yang digunakan pada kebudayaan Sunda bersifat parental yaitu mengikuti garis keturunan dari kedua orang tua. Kesenian daerah Sunda berupa pertunjukkan tradisional antara lain wayang golek, sesigan, debus, tari jaipong, kuda renggong, dan pencak silat. Salah satu alat musik tradisional yang terkenal dari kebudayaan Sunda yaitu angklung dan calung. Pertunjukan musik angklung sangat terkenal sampai ke mancanegara.
d. Region Budaya Jawa
Region budaya Jawa meliputi Jawa begian tengah sampai bagian timur mencakup Provinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dari Provinsi Jawa Timur. Bentuk kebudayaan Jawa sangat menarik, salah satunya pada bahasa yang
digunakan masyarakatnya. Bahasa Jawa terdiri atas beberapa tingkatan seperti bahasa Jawa Ngoko dan Madya Krama. Adat istiadat masyarakatnya di region budaya Jawa mengenal istilah kejawen. Pada setiap adat atau tradisi di dalam prosesi kejawen mengandung nilai luhur dan filosofi suku Jawa. Namun demikian, saat itu kehidupan masyarakat jawa mengalami perubahan seiring masuknya pengaruh agama Hindu-Buddha dan islam pada masa lampau.
e. Region Budaya Bali
Masyarakat di region budaya Bali berada di Pulau Bali dan menyebar sampai Kepulauan Nusa Tenggara bagian barat. Mayoritas masyaarakat Bali memeluk agama Hindu. Ajaran agama hindu menyatu dan berkembang dalam masyarakat dan beriringan dengan unsur-unsur asli kebudayaan bali. Pola kehidupan masyarakat di wilayah kebudayaan Bali sangat rigid. Masyarakat terikat pada norma agama ataupun sosial. Meskipun demikian, pesona alam dan kehidupan masyarakat di daerah Bali dan sekitarnya sangat indah. Potensi terseut menjadi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi Pulai Bali.
f. Region Budaya Dayak
Suku Dayak merupakan suku bangsa yang mendominasi region budaya Dayak. Region budaya Dayak berada di Pulau Kalimantan. Masyarakat di region ini mempunyi adat istiadat yang kuat dengan mitologi kuno. Sistem kekerabatan pada masyarakat Dayak yaitu ambilineal yaitu garis keturunan dari laki-laki dan perempuan yang memungkinkan individu memilih garis keturunan mereka sendiri. Berbagai bentuk kearifan lokal berkembang dalam masyarakat Dayak. Contohnya pada rumah adat masyarakat Dayak yaitu rumah panjang. Rumah panjang atau di kenal sebagai betang merupakan rumah adat yang biasanya dibangun di pinggiran sungai. Bentuk dan strutur rumah adat ini berfungsi menghindari banjir musiman.
g. Region Budaya Bugis-Makassar
Region budaya Bugis-Makassar berada di pulau Sulawesi sangat beragam. Namun demikian, di wilayah ini terdapat beberapa suku dominan yaitu Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Masyarakat yang hidup di region budaya Bugis-Makassar kaya akan berbagai bentuk kebudayaan. Meskipun demikian, pengaruh agama islam cukup kuat di wilayah ini dan adat kebudayaan masyarakat Bugis senantiasa terjaga. Adat istiadat pada masyarakat Bugis meliputi brbagai aspek kehidupan seperti prosesi pernikahan, bangunan rumah adat, dan filsafah hidup.
h. Region Budaya Papua
Suku Asmat merupakan suku bangsa yang berada di region budaya Papua. Region budaya Papua berada di Pulau Papua dan sekitarnya. Selain suku asmat, terdapat sekira 400 suku bangsa lain yang mendiami wilayah Papua seperti suku Dani, Arfak, Amunngme, dan Kombai. Rumah adat yang terkenal dari region
budaya Papua yaitu Honai. Alat musik terkenal dari daerah ini yaitu tifa. Tifa sering dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional seperti tarian perang.
Sumber referensi: Modul Geografi Kelas XI 2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.
Komentar
Posting Komentar